Text

..-SELAMAT DATANG-..
Presiden Ir. Soekarno pernah mengatakan bahwa 'Hidup Matinya Suatu Bangsa ada pada sektor Pertanian'. Negara Indonesia adalah negara agraris, dimana sektor pertanian masih menjadi tulang punggung negara ini untuk tetap berdiri dan berlari. Sudah waktunya sektor pertanian kembali bangkit untuk membawa Indonesia menuju kejayaannya, dan kitalah MAHASISWA PERTANIAN yang akan menorehkan tinta emas itu.

Sabtu, 24 September 2011

Refleksi Hari Tani: Merdekakah Pertanianku?

 Oleh : Muhammad Sigit Susanto.

Afonso de Albuquerque seorang penjelajah lautan melakukan misi pencarian terhadap tanah yang menjadi permata dunia di abad ke-15. Tanah itulah yang kemudian kita kenal sebagai Indonesia, surga rempah-rempah dunia masa itu. Kesuburan itu pula yang membuat bangsa Indonesia bak piala yang menjadi rebutan. Belum lagi posisinya yang strategis dalam peta perdagangan dunia karena diapit oleh Benua Asia dan Australia hingga setiap bangsa-bangsa di dunia ingin memilikinya. Mulai dari kedatangan bangsa Portugis, Inggris, Belanda, hingga negara tetangga jauh, Jepang. Semua datang dengan senyum kebaikan namun membawa maksud yang menyengsarakan penduduk negeri ini. Cultuurstelsel adalah contoh kecil bagaimana rakyat Indonesia dijadikan budak guna mengeruk hasil bangsa ini, mengolah lahan-lahan pertanian Indonesia untuk kesejahteraan dan kemegahan para penjajah. Belum lagi 3,5 tahun yang kelam kala Jepang menjejakkan kaki-kakinya di Indonesia saat istilah romusha bergaung dimana-mana.
Hari ini 66 tahun berselang, kita tak lagi mendapati orang-orang yang diawasi dengan senjata untuk bertani, dipecut bagai binatang untuk menanam, atau di tembak jika malas-malasan. Secara fisik kita sudah merdeka dari penjajahan semacam itu. Hari ini 66 tahun berselang kita bisa dengan tenang menikmati hijaunya alam Indonesia, memetik hasil dari apa yang kita tanam dan menjualnya pada setiap orang yang kita mau.
Paradoks jika kita melihat kemerdekaan saat ini tenyata belum sepenuhnya menjadi milik seluruh rakyat  Indonesia. Jika lebih teliti melihat kita masih menemukan orang yang tinggal di rumah kardus di pinggiran rel kereta, mencari makan dari satu tong sampah ke tong sampah berikutnya, keadaan ini bahkan mungkin jauh lebih rendah dari masa lalu kita.
Sejenak mari kembali memaknai arti kemerdekaan yang sesungguhnya sudah kita dapatkan hari ini. Sejauh yang digambarkan pada kita, pemerintah sudah berupaya keras melakukan pembenahan dan pembangunan berbagai sektor kehidupan di negeri ini untuk bisa sepenuhnya merdeka. Tak terkecuali bidang pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan, kehutanan hingga perkebunan, bidang yang kita kenal kemudian sebagai pertanian dalam arti luas. Berbagai peraturan telah dibuat, banyak tindakan sudah dilakukan namun tetap saja bukti bahwa kita belum merdeka sepenuhnya masih banyak kita temui.
Lahan pertanian kita saat ini makin mengecil, banyak lahan subur pertanian yang sengaja ditidurkan lalu kemudian diklaim tidak produktif karena sudah ditimbun tanah merah. Tak jarang kita temui pohon-pohon nan rindang berganti apartemen dan hotel mewah. Saat kebutuhan pangan manusia makin meningkat sejalan makin bertambahnya jumlah penduduk, saat itu pula laju konversi lahan pertanian  ke non pertanian makin digalakkan. Rakyat pun seolah dijadikan kambing hitam seraya dituntut meningkatkan produktivitas lahan dengan segala tekanan dan keterbatasan.
Belum lagi drama klasik dengan judul tingginya harga pupuk, padahal untuk memperoleh pupuk itu saja sangat sulit. Rantai perdagangan untuk sampai ke petani begitu panjang. Belum lagi masalah kelangkaan dan penggelapan pupuk oleh aktor-aktor antagonisnya. Jika sampai saat ini kita melihat tingginya harga pupuk yang dikombinasikan dengan kelangkaan dan penggelapan di sana-sini maka bukankah itu bentuk penjajahan terhadap petani?
Hari ini RUU Perlindungan Petani (RUU PP) sedang diwacanakan dalam tataran pengambil kebijakan negeri ini. RUU PP dibuat dengan maksud untuk melindungi petani dengan salah satu isinya adalah terkait asuransi petani. Banyak petani kita yang merugi karena tidak menentunya musim tanam di Indonesia dan diharapkan RUU PP ini dapat mengakomodir permasalahn ini. Ironis, jika kemudian perwakilan rakyat kita menolak RUU PP tersebut.
Menilik dari sisi perikanan dan kelautan, secara umum saat ini mayoritas masyarakat pesisir yang notabene adalah nelayan tradisional kita dapat dikatakan merupakan kelompok sosial yang tergolong rendah derajat kesejahteraannya. Pengetahuan dan penguasaan teknologi yang minim diperparah dengan sangat sedikitnya infrastruktur layak yang dapat mendukung kinerja mereka, belum lagi kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar untuk melaut. 
Semua masalah di atas masih ada di sekitar kita, dekat dengan masyarakat kita sejalan dengan makin tingginya gedung-gedung ibu kota, bersama dengan gaungnya semangat memperbaiki ASEAN. Jauh di desa sana banyak sawah tak terurus dan perahu teronggok tak melaut di pesisir. Saat tekanan ekonomi makin tinggi berbanding terbalik dengan pendapatan, akses permodalan usaha kecil bidang pertanian pun belum sepenuhnya memperoleh perhatian serius dari pemerintah. Bahkan tak jarang kita temukan petani atau nelayan yang memilih untuk meminjam kepada rentenir dari pada meminjam pada lembaga keuangan atau perbankan formal. Bagi mereka meminjam kepada rentenir jauh lebih mudah dibandingkan kepada lembaga keuangan atau perbankan formal. Padahal resiko yang mereka hadapi sebenarnya sangatlah merugikan dengan bunga yang begitu tinggi dan monopoli tengkulak.
Tahun ini hari tani 24 September 2011 sejalan dengan 66 tahun negara ini merdeka harusnya menjadi waktu dimana pertanian kita benar-benar merdeka. Sinergisitas berbagai elemen sangat dibutuhkan dalam mencapai kemerdekaan itu. Bukan hanya pemerintah namun juga sektor swasta dan akademisi. Penelitian-penelitian ilmuwan harusnya diakomodir dan diberi ruang lebih besar guna turut mencari solusi masalah negeri ini. Begitu pun suara-suara rakyat dan pemuda harusnya didengar sebagai masukan bagi pengelolaan  dan pembangunan. Pembangunan ini bukan hanya milik satu atau beberapa golongan saja, tidak cukup pertimbangan dari kaum tua saja namun juga perlu penyempurnaan pemikiran kritis pemuda. Pemuda yang juga bukan hanya mampu berkoar-koar mengkritisi pemerintah tapi pemuda yang mampu terjun dan mengabdi pada masyarakat sesuai tri dharma perguruan tinggi. Mari perbanyak karya nyata daripada hanya sekedar retorika.
Hidup Pertanian Indonesia!

*Presidium Nasional Ikatan BEM Pertanian Indonesia

Aksi Hari Tani Nasional Anggota IBEMPI

Aksi Pengabdian Masyarakat BEM Faperta IPB dan BEM Faperta Unpad di Desa Binaan BEM KM IPB.


Aksi Turun Kejalan BEM Faperta Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS)


Aksi Turun Kejalan BEM Faperta Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Brawijaya (UB)
 Hidup Mahasiswa..!!!
Hidup Pertanian Indonesia..!!!
Pertanian Jaya..!!!
IBEMPI Mengabdi Untuk Rakyat..!!!

Rabu, 21 September 2011

Menginjak H-3 Hari Tani Nasional, Ikatan BEM Pertanian Indonesia (IBEMPI) Siapkan Penyambutan

Dengan datangnya momentum Hari Tani Nasional yang jatuh pada tanggal 24 September 2011, aktivis mahasiswa Fakultas Pertanian se-Indonesia yang tergabung dalam organisasi nasional yaitu, Ikatan BEM Pertanian Indonesia (IBEMPI) tengah mempersiapkan penyambutan dalam bentuk aksi nasional.

Uniknya meski bernama aksi nasional, namun dalam pelaksanaannya tidaklah seperti aksi nasional seperti biasanya yang mendatangkan seluruh perwakilan dari setiap Institusi yang tergabung yang kemudian melakukan aksi terpusat di satu tempat. Namun, aksi nasional disini yaitu aksi yang dilakukan di setiap daerah Institusi masing-masing tetapi dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan.

Jenis aksi yang akan dilaksanakan sendiri ada 2 bentuk, yakni aksi keluar dan aksi kedalam. “Aksi yang akan kami lakukan tidak hanya aksi turun kejalan (baca : aksi keluar), tapi juga ada aksi lain yaitu dalam bentuk pengabdian masyarakat dengan tajuk ‘BAKTI MAHASISWA UNTUK TANI INDONESIA’”, ungkap Muhammad Sigit Susanto (20), mahasiswa Fakultas Pertanian IPB selaku Presidium Nasional 4 IBEMPI yang memfokusi bidang kajian dan strategi.

Pun tidak semua aksi dilakukan oleh masing-masing Institusi di setiap wilayahnya, seperti yang ditambahkan oleh saudara Sigit, “Aksi turun kejalan sangat dianjurkan kepada seluruh Institusi yang tergabung dalam IBEMPI, dilaksanakan tepat tanggal 24 September 2011 dengan menetapkan isu RUU PP sebagai prioritas utama dan boleh ditambahkan dengan isu-isu yang berkembang diwilayahnya. Namun untuk aksi pengabdian masyarakat cukup diwakilkan oleh BEM Faperta IPB dan UNPAD, dilaksanakan pada satu hari selanjutnya yaitu tanggal 25 September 2011 dengan menjalin kerjasama dengan bina desa KM IPB”.

Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah bakti sosial berupa penyuluhan pupuk organik untuk pertanian berkelanjutan dilanjutkan dengan pembagian benih tanaman pangan, kemudian pemeriksaan kesehatan gratis dan dilanjutkan dengan pembagian sembako. Seluruh acara kita laksanakan di Desa Ciaruteun Ilir, Bogor, Jawa Barat”. Lanjutnya.

Dengan adanya aksi nasional ini, aktivis mahasiswa yang tergabung dalam IBEMPI tentu berharap semoga ini menjadi salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat petani negeri ini sebagaimana slogan IBEMPI sendiri yakni ‘Mengabdi Untuk Rakyat’. Walaupun kecil namun tentu ini lebih dari sekedar pencarian popularitas pemimpin di mata petani ketika hendak pemilu atau sebagai media pencitraan pemimpin dikala didera masalah-masalah bangsa.

(Abdul Azis)
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Presidium Nasional 5 Ikatan BEM Pertanian Indonesia (IBEMPI)
CP : 085722335960

Selasa, 13 September 2011

Menambah Pendapatan Petani & Regenerasi Petani

Oleh: A. Sugiarto

Sumber daya alam yang diberikan Tuhan kepada negeri ini sudah sepantasnya kita syukuri. Indonesia yang sebagian besar penduduknya adalah petani dari berbagai komoditi sangat lah potensial jika dikembangkan secara baik dan benar. Sektor pertanian mulai dari hulu sampai hilir (produksi hingga pengolahan) memiliki nilai bisnis dan nil...ai ekonomi yang sangat baik bahkan mampu memberikan kontribusi pendapatan devisa negara serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Kita patut bangga dan bersyukur bahwa Indonesia adalah pelopor swasembada pangan selain itu Indonesia juga merupakan tempatnya belajar negara-negara asia tenggara seperti Vietnam dan Bangkok bagaimana mengembangkan pertanian, namun apa yang terjadi setelah itu? Bangkok dan Vietnam justru lebih baik pertaniannya di banding Indonesia, apa yang salah dan keliru dengan semua ini? Bukan tanpa alasan bahwa pertanian mereka lebih baik dari kita contoh nyata, produk-produk pertanian mereka lebih mendominasi di pasaran Indonesia mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern, lalu dimanakah letak kesalahan pertanian kita? 
          Tidak bisa di pungkiri lagi bahwa untuk membangkitkan pertanian kita adalah bagaimana caranya agar para petani bisa menambah pendapatannya selain dari komoditi yang sudah mereka tanam, karena hanya dengan begitu para petani ada nilai tambah pendapatan. Misalkan jika petani hanya memiliki atau menanam satu komoditi saja (padi, jagung, kedelai, sayur, buah dan lain-lain) maka nilai bisnis atau nilai ekonomi yang di dapatkan setelah panen dan terjual berapa? Setelah panen petani harus mengembalikan hutang atau biaya produksi seperti membeli bibit dan pupuk (ini assumsi jika petani menanam komoditi tersebut sendiri tanpa tenaga buruh) namun bagaimana jika harus dengan membayar tenaga buruh? Belum lagi jika keluarga petani mempunyai anak yang masih sekolah, semurah-murahnya biaya pendidikan di negeri ini tetap harus ada biaya yang dikeluarkan. Biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan oleh keluarga petani tidak hanya berhenti sampai disitu masih banyak yang harus dikeluarkan oleh keluarga petani. Alkisah dalam keluarga petani yang terdiri dari bapak petani, ibu petani dan 2 orang anak petani, pada suatu sore setelah panen dan hasil panen terjual terlibat pembicaraan antara pak tani dan ibu tani. Dalam diskusi atau kelakar antar pak tani dan ibu tani tersebut, pak tani memiliki satu keinginan yaitu jika pulang dari ladang atau sawah ingin merasakan minum air dingin yang segar (jika di kota air tersebut ada di dalam kulkas, namun untuk dapat minum air dingin tersebut tidak harus punya kulkas dengan dispenser pun dapat) namun setelah disampaikan maksud tersebut kepada bu tani, dengan panjang lebar bu tani menjelaskan bahwa uang hasil penjualan panen sudah sangat minim bahkan minus jika harus menuruti keinginan pak tani tersebut. Ironis…………..bahkan sangat ironis, jika keluarga petani menginginkan (dispenser atau kulkas) untuk dapat minum air dingin seperti orang-orang kota saja hanya sebatas mimpi, pertanyaannya apakah berlebihan keinginan pak tani tersebut? Sementara pengambil-pengambil kebijakan di negeri ini bisa mendapatkan atau memperoleh keinginan nya bahkan melampaui dari yang mereka dapatkan.
          Oleh karena itu yang harus dipikirkan atau solusi dari masalah tersebut adalah dengan menambah jumlah komoditi yang ditanam oleh petani yang nilai jualnya atau nilai ekonomis nya bisa menutupi biaya pengeluaran yang selama ini mereka hadapi. Disini lah peran dan tugas dari pemerhati yang peduli terhadap petani, kita tidak bisa terlalu berharap banyak kepada pemerintah sekalipun itu tugas dari pemerintah namun dengan terlalu kompleksnya permasalah di negeri ini hingga sektor pertanian terabaikan.

Regenerasi Petani.

Ini hal yang terlupakan atau bahkan dilupakan oleh pemerintah, seiring dengan perjalanan waktu pemerintah harus segera memikirkan generasi petani dikemudian hari jika tidak, maka yang akan terjadi adalah negeri ini akan menjadi negeri pengimpor produk-produk pertanian. Stigma bahwa petani itu kotor, dekil, kumel dan bau . namun uang hasil panennya tidak bau. Harus segera di rubah, kembali lagi peran dan tugas dari pemerintah lah yang mestinya melakukan ini. Di keluarga petani adakah diantara anak-anak petani yang melanjutkan menjadi petani? Sekalipun ada mungkin dapat dihitung dengan jari atau bahkan sangat jarang, ada stigma bahwa menjadi petani itu adalah pilihan bagi orang-orang yang gagal atau bangkrut dan ini benar-benar terjadi di daerah Lampung. Saya mendengar langsung dari teman saya yang orang tuanya adalah pedagang di salah satu pasar di wilayah Lampung, namun karena keingintahuan yang besar dari teman saya akan pertanian maka dia mencoba untuk menjadi petani. Namun yang didapat? Jangankan dukungan dari pihak keluarga, yang ada malah dikatakan bahwa teman tersebut sudah gagal dan bangkrut di niaga. Sudah sedemikian parahkan stigma petani tersebut? Tak dapatkah mereka berpikir bahwa sektor pertanianlah yang menyelamatkan negeri ini dari kehancuran sewaktu krisis moneter menghantam negara ini. Lalu dengan jalan seperti apa regenerasi petani dapat terwujud?
Dukungan dari pemerintahlah yang dapat melakukannya, Kementerian Pertanian dan Kementerian Pendidikan melakukan program kerjasama atau MoU, agar dalam dunia pendidikan mulai diperkenalkan bagaimana cara bercocok tanam atau minimal mencintai bercocok tanam, jika selama ini para siswa hanya diperkenal produk-produk pertanian tapi tidak dikenalkan bagaimana cara bercocok tanam. Bentuk dari MoU tersebut tidak harus memasukkan di dalam kurikulum yang sekarang ini sudah ada, nanti malah minat siswa untuk belajar merasa bosan dengan pelajaran yang ada sekarang ini saja sudah membuat para siswa jenuh dan bosan. Dengan adanya ekstra kulikuler maka akan lebih mengena dan tepat sasaran, waktunya pun tidak perlu banyak-banyak minimal dalam seminggu 1 jam saja akan menimbulkan kecintaan para siswa mengenai pertanian. Dengan metode atau cara seperti ini sangat efektif untuk rekrutmen generasi petani di kemudian hari, selain itu juga untuk memproteksi laju urbanisasi bahwa untuk berkarya, berhasil dan menjadi orang sukses tidak harus ke kota cukup dengan menjadi petani maka bisa menjadi orang sukses dan berhasil. Program ini akan efektif jika dimulai dari tingkatan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan dilanjutkan di tingkat SMU atau SMK. Agar nantinya merubah stigma atau maind set bahwa setelah lulus sekolah tidak perlu bekerja dikota (bagi yang tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi) yang biasanya belum menjanjikan. Terkadang  begitu sampai di kota bukan pekerjaan yang didapat malah menjadi kriminalitas (preman, copet dan lain-lain). Hanya dengan metode dan cara seperti inilah maka regenarasi petani dapat kita capai agar kita tidak menjadi negara pengimpor produk-produk pertanian di kemudian hari.

Rabu, 07 September 2011

Rachel Carson, Kesunyian Musim Semi Akibat Pestisida


“Silent Spring”, itulah judul buku yang dipublikasikan oleh Rachel Carson pada tahun 1962. Buku tersebut telah membangkitkan kesadaran publik akan bahaya pestisida terhadap ekosistem, dan lebih jauh lagi telah mengangkat tindakan legislasi terhadap isu tersebut. Buku ini akhirnya menjadi salah satu bahan referensi utama berbagai artikel atau buku yang bercerita tentang sejarah pengendalian hama terpadu (Integrated Pest Management) di bidang pertanian ataupun sejarah panjang pestisida dan kimia pertanian itu sendiri.

Judul buku yang berarti kesunyian musim semi ini, mengisahkan bagaimana alam di musim semi yang semula cerah ceria penuh dengan suara burung berkicau dan organisme hidup tiba-tiba terusik oleh kehadiran pestisida yang digunakan secara ekstensif terutama di bidang pertanian, dan mengakibatkan terbunuhnya berbagai jenis organisme hidup, dan megancam kehidupan manusia. Buku ini dikemas dalam bentuk tulisan ilmiah bercampur bahasa keseharian, mengemukakan fakta-fakta bagaimana pestisida mengalami akumulasi di dalam rantai makanan hingga akhirnya terakumulasi pada manusia sebagai konsumen puncak pada rantai makanan (food chain).

Siapakah Rachel Carson? Orang yang bernama lengkap Rachel Louise Carson ini, dilahirkan pada tanggal 27 Mei 1907, di Springdale Pennsylvania ? Amerika Serikat. Sejak kecil Rachel Carson telah ditanamkan rasa cinta lingkungan oleh ibunya, sehingga beliau akhirnya memilih biologi kelautan sebagai bidang pendidikannya di Pennsylvania College for Women (kini menjadi Chatam College). Beliau kemudian meraih gelar MA pada tahun 1932 dari John Hopkins University di bidang zoology.

Awal karir bekerjanya dihabiskan sebagai peneliti dan editor di Biro Perikanan Amerika Serikat. Berbagai tulisan dan artikel tentang konservasi sumber daya alam telah dihasilkannya sejak tahun 1936, beberapa di antaranya berisikan tentang pendidikan kecintaan kepada lingkungan dalam bahasa-bahasa puitis dan ilmiah populer.

Tidak banyak prestasi luar biasa yang dihasilkannya selama menjadi seorang peneliti biologi kelautan dan penulis, selain beliau pernah menjadi Pimpinan Editor U.S. Fish and Wildlife Service dan mendapat penghargaan atas studi kelautan yang dibukukan pada “The Sea Around Us” (1952) dan “The Edge of the Sea” (1955). Kepeduliannya terhadap lingkungan membuat beliau merasa terusik atas pertumbuhan penggunaan pestisida sintetis pasca perang dunia kedua. Pada akhirnya beliau mempublikasikan hasil penelitiannya tentang bahaya pestisida terhadap ekosistem melalui “Silent Spring” (1962).

Kehadiran buku ini menimbulkan kontroversi di Amerika Serikat. Berbagai media massa memberitakan tentang buku tersebut, sementara di sisi lain berbagai tekanan diterimanya terutama dari kalangan industri kimia agar beliau bersedia menarik kembali buku tersebut. Sampai akhirnya Kongres Amerika Serikat mengundang Rachel dalam acara dengar pendapat dan mendengarkan kesaksian langsung dari beliau mengenai isu bahaya pestisida tersebut bagi ekosistem, tepat sebelum rapat kongres pada tahun 1963. Dari hasil kesaksian inilah akhirnya dibentuk undang-undang nasional perlindungan lingkungan di Amerika Serikat (NEPA-National Environmental Protection Act) pada tahun 1969.

Rachel Carson meninggal akibat penyakit kanker payudara yang dideritanya pada tahun 1964 atau setahun setelah beliau memberikan kesaksian di depan Kongres Amerika Serikat. Beliau memang tidak sempat melihat tindak lanjut kesaksiannya di depan Kongres Amerika Serikat, namun kita bisa melihat bagaimana beliau memperingatkan dunia akan bahaya pestisida melalui kisah sejarah berkembangnya Integrated Pest Management di berbagai textbook di berbagai belahan dunia. Bahkan pada tahun 2002 yang lalu, dalam 40th Anniversary of Rachel Carson’s Silent Spring, buku tersebut dicetak ulang dalam kemasan baru dengan ditambahkan oleh kata sambutan dari Presiden Amerika Serikat.

Sumber : www.rachelcarson.org ; ‘Silent Spring’ (1962)

Selasa, 06 September 2011

18 MANFAAT DARI MADU

 
Selain lezat, madu memiliki banyak kandungan vitamin dan mineral, serta dikenal sejak jaman dahulu kala sebagai obat mujarab untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit, baik penyakit dalam maupun luar.

Kalau mau dibuat daftar khasiat madu, maka akan menghabiskan berlembar-lembar kertas. Daripada merepotkan, berikut ini adalah penjelasan secara singkat mengenai manfaat dan khasiat madu.

Madu dapat meningkatkan penyerapan kalsium; meningkatkan jumlah hemoglobin dan mencegah/mengobati anemia yang disebabkan oleh faktor-faktor nutrisi; apabila dicampur dengan cuka apel dapat mengobati rematik; menyembuhkan flu dan segala macam penyakit infeksi pernafasan; menyembuhkan penyakit usus; bekerja sebagai pencahar alami; memperlancar pencernaan; mengurangi alergi dan obesitas; menyediakan banyak vitamin dan mineral; dan menyediakan energi instan seperti gula namun lebih aman untuk penderita diabetes.

Apakah sudah selesai? Belum. Madu juga dapat mengobati insomnia dengan cara mengkonsumsinya sebanyak satu atau dua sendok makan setiap malam. Sebagai antiseptik, madu berguna untuk menarik racun atau bisa dari gigitan atau sengatan hewan.

Dibawah ini adalah cara-cara penggunaan madu untuk penyembuhan dan pengobatan:
  1. LUKA BAKAR – Oleskan madu secara merata pada luka bakar. Madu dapat mendinginkan dan mengurangi nyeri serta menyembuhkan luka dengan cepat tanpa meninggalkan bekas luka. Cara ini aman, karena bakteri tidak bisa hidup dalam madu.
  2. INSOMNIA – Satu atau dua sendok teh madu tiap malam akan membantu anda terlelap. Lebih ampuh lagi kalau dicampurkan dalam segelas susu hangat.
  3. HIPERAKTIF – Ganti semua gula pasir anda dengan madu. Gula pasir memiliki kemampuan stimulasi yang tinggi, padahal nutrisinya rendah. Sebaliknya madu mampu menyediakan energi melimpah tanpa membuat anak jadi hiperaktif.
  4. HIDUNG MAMPET – Taruh satu sendok makan madu dalam baskom berisi air panas, lalu hirup uapnya setelah anda menutup kepala anda dengan handuk diatas baskom. Sangat manjur!
  5. LELAH – Encerkan satu sendok makan madu dengan air hangat lalu diminum. Madu memiliki kandungan utama berupa fruktosa dan glukosa, jadi sangat mudah diserap tubuh. Atlet Yunani kuno selalu mengkonsumsi madu sebelum pertandingan untuk menambah stamina dan setelah pertandingan untuk mendinginkan tubuh.
  6. MASKER WAJAH – Campurkan madu dengan oatmeal dalam takaran yang sama, kemudian gunakan sebagai masker. Biarkan selama setengah jam lalu bersihkan wajah anda. Madu adalah pembersih wajah yang ampuh untuk menghilangkan jerawat dan noda di wajah.
  7. GANGGUAN PENCERNAAN – Campurkan madu dengan cuka apel lalu ditambah lagi dengan air. Selain memperlancar pencernaan, ramuan ini juga baik untuk persendian dan penurunan berat badan.
  8. HAIR CONDITIONER – Oleskan campuran madu dan minyak zaitun pada rambut anda, lalu tutup kepala anda dengan handuk hangat selama setengah hingga satu jam. Kemudian dibilas. Madu dapat memberi nutrisi yang diperlukan rambut dan kulit kepala.
  9. SAKIT TENGGOROKAN – Biarkan satu sendok teh madu mengalir lambat di tenggorokan anda. Madu berfungsi untuk mengurangi peradangan.
  10. STRESS – Perpaduan madu dan air adalah stabilizer alami yang luar biasa bagi tubuh kita, karena campuran tersebut memiliki efek menenangkan. Agar lebih efektif, gunakan perbandingan antara madu dan air sebanyak 1:4.
  11. ANEMIA – Madu adalah "makanan" yang paling bagus untuk darah. Semakin gelap warna madu, semakin banyak pula kandungan mineralnya.
  12. PENGAWET MAKANAN– Jika anda mengganti gula pada resep kue dan cookies anda, maka kue dan cookies tersebut akan lebih tahan lama, karena madu bersifat anti-bakteri.
  13. BOTOL BAYI – Empat sendok teh madu yang dilarutkan bersama air dan dimasukkan ke dalam botol bayi akan memberikan efek tenang pada bayi sekaligus menambah asupan multivitamin si bayi. (Perhatian: hanya untuk bayi diatas usia satu tahun). Bagi bayi yang baru tumbuh gigi, mengoleskan madu pada gusi mereka akan membantu mengurangi rasa sakit karena tumbuhnya gigi.
  14. OSTEOPOROSIS – Penelitian menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi satu sendok teh madu per hari dapat mencegah osteoporosis. Sangat dianjurkan untuk anda yang sudah berusia kepala lima.
  15. PANJANG UMUR – Orang-orang dengan usia tertua di dunia pada umumnya adalah mereka yang rutin mengkonsumsi madu. Ada satu lagi fakta menarik, yaitu para peternak lebah (yang otomatis juga rajin mengkonsumsi madu ) ternyata lebih sedikit berisiko terserang kanker dan rematik dibandingkan dengan pekerjaan manapun di dunia.
  16. MIGREN – Saat migren baru menyerang, minumlah campuran satu sendok makan madu dengan setengah gelas air hangat. Jika dirasa perlu, ulangi 20 menit kemudian.
  17. IRITASI MATA – Larutkan madu dengan air hangat dalam takaran yang sama. Setelah dingin, cuci mata anda yang terkena iritasi dengan larutan tersebut.
  18. OBAT BATUK – Campur 170 gram madu, 55 gram gliserin dan air perasan dari dua buah jeruk lemon. Aduk rata dan simpan dalam botol yang tertutup rapat. Dapat diminum sewaktu-waktu sebagai obat batuk.

Ada kalanya madu murni yang disimpan lama akan menggumpal. Apabila itu terjadi, anda hanya perlu meletakkan botol madu anda dalam panci berisi air panas (bukan mendidih) selama beberapa saat hingga madu mencair kembali.

SELAMAT IEDUL FITRI 1 SYAWAL 1432 H