Text

..-SELAMAT DATANG-..
Presiden Ir. Soekarno pernah mengatakan bahwa 'Hidup Matinya Suatu Bangsa ada pada sektor Pertanian'. Negara Indonesia adalah negara agraris, dimana sektor pertanian masih menjadi tulang punggung negara ini untuk tetap berdiri dan berlari. Sudah waktunya sektor pertanian kembali bangkit untuk membawa Indonesia menuju kejayaannya, dan kitalah MAHASISWA PERTANIAN yang akan menorehkan tinta emas itu.

Minggu, 22 April 2012

Grand Design BINA DESA NASIONAL IBEMPI


I. PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Upaya untuk mendorong kemandirian masyarakat bukanlah sesuatu hal yang mudah dalam suatu pembangunan atau pemberdayaan masyarakat (comunity development). Kepercayaan (trust) dari masyarakat, keseriusan dan komitmen serta tingkat sukarela yang tinggi harus dimiliki oleh masyarakat desa tersebut dan pelaku pengabdian masyarakat sebelum terjun langsung dalam suatu program pengabdian masyarakat.
Program Bina Desa Nasional Ikatan Bem Pertanian Indonesia merupakan sebuah program yang dilakukan sebagai bentuk pengabdian, bentuk tanggung jawab sosial dan implementasi serta tindakan riil dalam menjalankan Tri-Dharma perguruan tinggi khususnya pengabdian. Bina desa merupakan salah satu bentuk dari pengembangan masyarakat dengan metode bottom-up yaitu masyarakat menjadi pelaku utama dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh desanya sendiri sedangkan mahasiswa hanya berfungsi sebagai fasilitator.
B.       Rumusan Masalah
o   Bagaimana pentingnya pembinaan sebuah desa?
o   Potensi apa saja yang bisa dikembangkan di desa?
o   Bagaimana membangun kemandirian program Bina Desa dari program-program yang sudah dilaksanakan sebelumnya?
o   Apakah hasil yang akan dicapai dalam Bina Desa?
C.       Tujuan
o   Menjaga hubungan baik yang sudah dibangun antara mahasiswa dan masyarakat.
o   Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membangun potensi daerahnya.
o   Mengembangkan secara Optimal potensi yang ada di Desa
o   Membentuk sebuah desa yang mandiri dalam hal pengembangan potensi desa yang dimilikinya.

D.      Harapan
       Harapan Umum :
o  Diharapkan desa yang di Bina dapat menjadi desa percontohan bagi desa-desa yang berada disekitar nya.
o  Dengan adanya Bina Desa ini, kami berharap ada peran aktif dari pemerintah daerah untuk ikut membantu dalam membangun desa tertinggal.
o  Harapan khusus :
o  Diharapkan program yang kami jalankan, dapat membentuk masyarakat yang mandiri dan tidak bergantung kepada suatu organisasi ataupun kelompok tertentu.
o  Diharapkan program yang kami laksanakan dapat mengoptimalkan potensi yang terdapat di desa tersebut.
E.       Manfaat
Manfaat dari adanya program Bina Desa adalah banyak kegiatan positif terlaksana yang sifatnya mengembangkan potensi sebuah desa. Adapun manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat adalah :
o   Masyarakat mendapatkan gambaran mengenai cara menjalankan program – program yang dapat menunjang kepada produktivitas mereka sehari – hari
o   Masyarakat juga dapat meningkatkan taraf hidupnya dengan meningkatkan penghasilannya karena ditunjang dengan pengetahuan yang diterapkan pada bidang pekerjaannya
o   Pendapatan masyarakat desa otomatis akan meningkat karena peningkatan produktivitas masyarakatnya
o   Desa yang di bina dapat memiliki ciri khas tersendiri dari produk – produk yang mereka hasilkan.




II. ANALISIS KONDISI MASYARAKAT
A.       Analisa Kondisi Masyarakat
Untuk memudahkan analisa kondisi masyarakat desa yang akan di kembangkan, kami membagi dalam 4 klasifikasi meliputi strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (Peluang), challenge (Tantangan) sebagai berikut:
 1).     Strength
o  SDM & SDA berlimpah yang berpotensi untuk dikembangakan
o  Antusiasme dan keinginan yang tinggi dari masyarakat
o  Pemerintah Desa yang selalu mendukung Program Bina Desa
 2).     Weakness
o  Sarana dan Prasarana yang kurang memadai
o  Tingkat pendidikan yang relatif masih rendah
o  Lemahnya kontribusi pemuda dalam membangun desa tersebut
o  Jalan desa yang kurang bagus dan letaknya kurang strategis
 3).     Opportunity
o  Adanya pihak-pihak yang ingin berkontribusi dalam program ini dalam berbagai bentuk ( materi & non-materi)
o  Semangat dan keinginan dalam menjalankan pengabdian kepada masyarakat
 4).     Challenge
o  Penyesuaian waktu dengan kegiatan utama masyarakat
o  Membangun kaderisasi dengan memanfaatkan pemuda setempat
o  Merencanakan untuk kemandirian program agar dapat berjalan ketika pendampingan dari kami berhenti
o  Mencari sumberdaya baik dari dalam atau dari luar agar program ini terus dapat berjalan.



III. METODE PELAKSANAAN

A.       Tahapan Program
Berikut adalah tahapan-tahapan program yang akan dilaksanakan dalam Program Bina Desa Nasional IBEMPI adalah:
1)        Mencari Data Sekunder yang meliputi :
o  Data dari Internet
o  Data dari Pemerintah Setempat
2)                  Mencari Data Primer yang meliputi silaturahmi dan Focus Group Discussion (FGD) dengan pihak terkait di desa (Kepala Desa, RT, RW, Bidan, Ibu-Ibu PKK, Kelompok Tani, dll)
3)        Menyusun kegiatan Bina Desa :
4)        Melaksanakan kegiatan-kegiatan Program Bina Desa, yang berupa :
o   Training Motivasi
o   Penyuluhan dan Pelatihan
o   Kerja bersama
5)        Follow Up, dilaksanakan selama kegiatan berlangsung dan sesudah kegiatan berlangsung, dengan berbagai cara meliputi :
o   Pemberian kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang memperkuat ingatan dari hasil training, penyuluhan.
o   FGD
6)        Monitoring dan Evaluasi
o   Menilai efektivitas kegiatan-kegiatan Program Bina Desa PKM
o   Saran dan Rekomendasi dari pihak pelaksana dan masyarakat desa yang di bina.
B.       Lokasi Pelaksanaan
Di desa dimana ada universitas yang tergabung dalam keanggotaan IBEMPI.
C.       Peserta Program
o   Kepala Desa
o   Kelompok Tani
o   Industri Rumah Tangga
o   Kepala Sekolah SD/MI
o   Bidan & Ibu-ibu kader Posyandu
o   Siswa/siswi SD
D.      Pendampingan Program
Pendampingan program dilakukan selama tiga tahun. Hal ini, bertujuan untuk  memandirikan masyarakat agar dapat menjalankan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan secara mandiri dan swadaya yang bersifat mengembangkan potensi yang dimiliki daerah tersebut. Sedangkan kami mahasiswa hanya berfungsi sebagai fasilitator.
Fungsi fasilitator disini memiliki ruang lingkup kerja sebagai berikut :
o   Mencari Informasi dan mencari link (koneksi) pihak lain mengenai kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan dalam Program Bina Desa.
o   Mencari Kaderisasi dari pihak masyarakat agar dapat melaksanakan program-program yang nantinya akan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh desa
o   Memberikan motivasi secara intensif kepada masyarakat.
Selanjutnya kami menekankan pada pengawasan dan follow up secara intensif terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Jika dirasa kegiatan-kegiatan dalam program Bina Desa ini dapat berjalan tanpa adanya kami sebagai panitia, maka kami akan mengevaluasi secara komprehensif dari tahun pertama sampai tahun terakhir dan dilakukan bersama-sama pihak desa yang terkait. Kemudian, jika sudah dilakukan evaluasi maka kami mulai membuat exit plan, disini kami merancang strategi agar ketika kami pergi dan mengakhiri program ini dapat diterima secara baik-baik.




E.       Alur Sistem Pelaksanaan

           

PENUTUP
            Demikianlah konsep bina desa ini kami susun, besar harapan kami dengan adanya konsep ini semua keanggotaan IBEMPI turut ikut serta dalam membina sebuah desa. Bina desa bukan hanya sebuah seremonial belaka tapi merupakan bukti konkrit IBEMPI dan keanggotaannya dalam Mengabdi pada masyarakat.

Kamis, 19 April 2012

IBEMPI RACY AWARD COMING UP


IBEMPI RACY AWARD
1. Bidang Pertanian
2. Bidang Pendidikan
3. Bidang Kepemudaan
4. Bidang Kewirausahaan

COMING UP ON:
APRIL - JULI 2012
"The best and bigest apreciation ever you've seen"

APRESIASI IBEMPI FOR FAPERTA UNMUL



Selamat dan Sukses atas terpilihnya 
Saudara Bayu Irawan - Agroekoteknologi 2007 dan Juliansyah - Agribisnis 2007
sebagai Ketua dan wakil ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman
Semoga dapat mengemban amanah dengan sebaik-baiknya.
SEMANGAT Mengabdi Untuk Rakyat.!!

APRESIASI IBEMPI FOR FAPERTA UB


Selamat dan Sukses atas dilantiknya Saudara Muhamad Nanda Putra - Agroteknologi 2009
sebagai Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Semoga dapat mengemban amanah dengan sebaik-baiknya.
SEMANGAT Mengabdi Untuk Rakyat.!!

Minggu, 15 April 2012

IPB Ciptakan Produk Pangan Mirip Beras

BOGOR--MICOM: Peneliti dari F-Technopark Institut Pertanian Bogor melahirkan produk pangan alternatif mirip beras, yang diberi nama "beras analog". 


"Produk mirip beras yang kita kembangkan dibuat dari tepung lokal selain beras dan terigu," kata Direktur F-Tecnopark Fakultas Teknologi Pertanian IPB Dr Slamet Budijanto di Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/4). 


Ia menjelaskan, peneliti di perguruan tinggi dan badan penelitian, ada yang menyebutnya "beras artifical", "beras tiruan" dan lainnya. 


Dikemukakannya bahwa produk pangan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan sifat fungsional dengan menggunakan bahan tepung lokal, seperti sorgum, sagu, umbi-umbian dan bisa ditambahkan "ingridient" pangan, seperti serat, antioksidan dan lainnya yang diinginkan. 


Menurut dia, di luar negeri seperti China dan Filipina, diproduksi dari beras menir menjadi beras utuh untuk kebutuhan fortifikasi vitamin atau mineral tertentu. 


"Di antaranya untuk fortifikasi zat besi," katanya menambahkan. 


Mengenai teknologi pembuatannya, menurut dia, Technopark menggunakan teknologi ekstrusi menggunakan "tween screw extruder" dengan "dye" yang dirancang khusus dengan mengatur kondisi proses dan formulanya. 


Secara umum, teknologi ekstrusi memungkinkan untuk melakukan serangkaian proses pengolahan seperti mencampur, menggiling, memask, mendinginkan, mengeringkan dan mencetak dalam satu rangkaian proses. 


Rincian tahapan proses dalam pembuatan beras analog itu, pertama melakukan formulasi penimbangan bahan-bahan yang diperlukan, kedua pencampuran dengan menggunakan "mixer" sampai campuran bahan rata (homogen). 


Ketiga, penambahan air dan dilakukan pencampuran menggunakan "mixer" sampai air bercampur dengan baik dan rata. Keempat, bahan yang tercampur dengan baik dimasukkan ke dalam "hopper". 


Tahap kelima, adonan dilakukan ke dalam ekstruder dengan kondisi proses dengan mengatur T, V "auger", V "screew", dan V "piasu", sehingga didapatkan bentuk beras yang diinginkan. 


Sedangkan tahapan keenam pengeringan dan ketujuh pengemasan. 


Mengenai bahan baku, ia menjelaskan yang digunakan dari sumber karbohidrat adalah tepung umbi-umbian, seperti ubikayu, ubijalar, talas, garut ganyong dan umbi lainnya, tepung jagung, tepung sorgum, tepung hotong, sagu, dan sagu aren. 


Untuk sumber protein berasal dari kedelai, kacang merah atau sumber lainnya. 


Sedangkan "ingridient" lainnya berupa "stabilized rice bran" (sumber serat), minyak merah (antioksidan), vitamin, mineral, serta "ingridient" lainnya. (Ant/X-12/ip)


Sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/04/312977/291/7/IPB-Ciptakan-Produk-Pangan-Mirip-Beras#.T4ysKMTe_nk.facebook

Jumat, 13 April 2012

Impor Hortikultura Dilarang Mulai Juni 2012



JAKARTA, PedomanNEWS - Pemerintah menunda pelaksanaan pelarangan impor produk hortikultura hingga 19 Juni 2012. Sebelumnya, aturan pelarangan impor ditargetkan berlaku bulan Maret lalu.
"Kita tunda sampai tanggal 19 bulan Juni. Kita rumuskan policy dulu," kata Kementrian Perdagangan RI, Gita Wirjawan, saat menggelar konferensi pers, Jumat (13/4) siang. 
Pembatasan impor terebut dilakukan untuk melindungi petani lokal. Selain itu, menurut Gita, penghentian impor juga selaras dengan semangat perlindungan konsumen.
"Saya sering menemukan buah dan sayur berformalin. Jangan sampai buah dan sayur yang masuk ke Indonesia terditeksi mengganggu keamanan, kesehatan dan kenyamanan," sambungnya.
Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Pertanian mengeluarkan kebijakan untuk mengatur impor hortikultura. Sebelumnya, kementrian pertanian telah mengeluarkan peraturan membatasi masuknya produk hortikultura impor.